Sabtu, 19 November 2011

Beranda » » » Tragisnya,Orang Utan Kita

Tragisnya,Orang Utan Kita

Tragisnya,Orang Utan Kita - Sebuah survei baru menyatakan setidaknya 750 orang utan di Kalimantan dibunuh setiap tahunnya untuk melindungi perkebunan kelapa sawit. Demikian disiarkan situs Radio Belanda, RNW, baru-baru ini.
Sementara alasan pembunuhan lainnya lagi yaitu menjadikan orangutan sebagai hidangan, tambah laporan itu.
Padahal,  itu tidak seluruhnya benar, seperti dikatakan Ari Rompas ketua Walhi Kalimantan Tengah kepada Radio Belanda, RNW.
Seperti diketahui ada dua tempat habitat orang utan. Yang pertama di Sumatera dan lainnya di Kalimatan. Habitat orangutan yang paling terancam di Kalimantan. Menurut Ari, laporan yang dilansir itu tidak seluruhnya benar. “Suku Dayak di Kalimantan tidak suka makan daging orang utan.”
Menurut kantor berita AP, Erik Meijaard, adalah orang yang berada di balik laporan jumlah pembunuhan orangutan per tahun di Indonesia yang diterbitkan di jurnal PloSOne. Kondisi itu menurutnya lebih serius dibanding yang dibayangkan sebelumnya.

KONVERSI HUTAN
Ada sekitar 50 hingga 60 ribu orangutan di Indonesia. Masalahnya kata Ari Rompas, konversi hutan menjadi perkebunan kelapa sawit mengakibatkan terancamnya kehidupan orangutan.
Ada temuan di Kalimantan Timur, tuturnya, di mana ada sayembara yang diedarkan ke masyarakat dari perusahaan-perusahaan. “Kalau mereka mampu membunuh orang utan maka satu ekor dihargai sebesar Rp.500 ribu rupiah. Nah kemudian masyarakat berbondong-bondong memburu orang utan.”

      DIANGGAP HAMA
Hal itu berlangsung karena orangutan dianggap “hama” bagi perkebunan kelapa sawit. Sehingga mereka menggunakan masyarakat untuk memburu orang utan dan membunuhnya.
Menurut Ari Rompas, bedasarkan catatan terakhir, salah satu perusahaan kelapa sawit yang berpusat di Malaysia menggelar sayembara itu. Padahal mereka anggota forum RSPO (Roundtable Suistanable Palmoil) yang menghargai perlindungan orang utan. Sebuah inisiatif dari perusahaan-perusahaan dan beberapa NGO sosial.
Ini sebagian kecil saja yang terungkap. Di Kalimantan Tengah kejadiannya juga seperti itu. Misalnya dihargai ekornya, dihargai tangannya sebagai bukti untuk diserahkan ke perusahaan. Orang utan dibunuh untuk dimakan itu dipicu oleh sayembara perusahaan-perusahaan kelapa sawit.

MENCARI MAKANAN
Ketika hutan yang merupakan tempat tinggal orang utan dibuka maka binatang itu kehilangan habitat. Walhi, kata Ari Rompas memandang hal ini sebagai masalah ekologi. Ekosistem dan kehidupan manusia yang terancam dengan ekspansi kelapa sawit perlu dilindungi. Untuk itu perlu adanya kebijakan yang tepat soal pembukaan kelapa sawit.
“Habitat orang utan di Kalimantan itu ada di bagian selatan, dan terancam ketika izin konversi perkebunan kelapa sawit diberikan.”
Ari Rompas tak dapat memberikan ketegasan apakah memang ada sekitar 700 ekor itu yang terbunuh setiap tahunnya. Namun yang jelas kalau konversi hutan di Kalimantan tinggi maka kepunahan itu juga tinggi. 

Lindungilah Orang utan 
Sebelum anak cucu kita tidak dapat melihat lagi

9 komentar:

  1. sungguh keji perlakuan membantai orangutan, padahal mereka hanya ingin bertahan hidup...

    BalasHapus
  2. @rasecoHukum seberat-beratnya itu jalan keluarnya :)

    BalasHapus
  3. Wah.. Bisa cepat punah ya gan.. kasihan banget deh itu Orang Utannya.. :)

    BalasHapus
  4. Blogwalking
    Gan :)
    Visit : http://ouhgitu.blogspot.com/

    BalasHapus
  5. lama2 busa punah nih orang utan kalo kyk gini terus,, ckckckkc

    BalasHapus
  6. @Rama88ckckckck,ya bisa harus cepat2 ada tindakan tegas ...

    BalasHapus